Berdasarkan penelitian, kaum perempuan ternyata lebih menyukai pria yang tenang, daripada pria yang pandai bercerita dan berotot.
Studi terbaru menyebutkan bahwa pria dengan kadar testosteron tinggi, ternyata tidak secara otomatis menarik bagi wanita. Beberapa pihak menilai bahwa pria dengan kadar hormon tinggi justru seringkali ditemukan tidak setia dan gemar berselingkuh. Tidak hanya itu, mereka juga identik sebagai orangtua yang buruk.
Penelitian ini seakan meruntuhkan studi di masa awal, yang menyebutkan ketertarikan perempuan dihubungkan dengan hormon testosteron. Hormon ini terkait ciri-ciri wajah maskulin, seperti rahang besar, alis tebal serta kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, sekilas masuk akal, berdasarkan sudut pandang evolusi, jika wanita menyukai pria dengan hormon testosteron yang tinggi.
Sementara ahli perilaku manusia Fhionna Moore dari University of Abertay Dundee di Skotlandia lebih fokus pada hormon kortisol yang berkaitan dengan tingkat stres seseorang. Selain itu, tingkatan kortisol juga tidak hanya terkait dengan sistem kekebalan tubuh, tetapi juga repoduksi.
Menurut penelitian ini, seseorang yang memiliki kortisol rendah, berarti memiliki tingkat repoduksi yang baik. Oleh karena itu, mereka cenderung tidak stres dan tampil dengan tenang. Ini sifat yang disukai perempuan.
Saat perempuan dalam masa subur dalam siklus menstruasi mereka, maka orang-orang yang memliki tingkat kortisol rendah, secara tidak sadar, akan menarik perhatian perempuan ketimbang pria dengan kortisol tinggi.
Perempuan cenderung menilai orang berdasarkan sifat-sifat yang memberi manfaat terhadap potensi keturunan jangka panjang.
“Kami menilai bahwa pria dengan kortisol rendah lebih menarik perhatian perempuan yang ingin memberi rasa aman kepada calon anak mereka,”
Studi ini muncul di jurnal Proceedings of the Royal Society B.
0 comments