BUNDA baru saja melahirkan dan berencana untuk ber-KB? Masih bingung memilih jenis kontrasepsi?
Ya, alat kontrasepsi memang banyak macamnya. Salah satu yang banyak diminati adalah IUD (Intra Uterine Device) atau yang lebih dikenal dengan spiral. Banyak wanita memilih kontrasepsi jenis ini dengan alasan tidak perlu sering diganti, nyaman dan memiliki jangka waktu lama (3–10 tahun).
Jika Bunda tipe orang yang tidak mau repot dan ingin serba-praktis, IUD mungkin jawabannya.
Kontrasepsi Jangka Panjang
IUD merupakan alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur dan dimasukkan ke dalam rongga rahim dan harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan kontrasepsi jangka panjang. IUD ini juga banyak disebut orang sebagai alat kontrasepsi spiral karena bentuknya menyerupai per.
“IUD dipasang di dalam rongga rahim sehingga disebut juga Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Prinsip kerjanya menghambat gerakan sperma menuju sel telur,” jelas dr Adi Widodo SpOG dari Rumah Sakit Kepolisian Pusat R. S. Sukanto, Jakarta.
Awalnya IUD berbentuk spiral dan terbuat dari bahan plastik. Ukurannya sangat kecil, sekitar 3 cm. Saking kecilnya, penggunanya bahkan sampai tidak merasa bahwa ada benda “asing” di dalam organ kewanitaannya.
Seiring perkembangannya, kini ada IUD berbentuk huruf T atau disebut Copper-T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.
Efektivitas
Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), efektivitas IUD bisa mencapai 99,4 persen. Namun, kegagalan tetap saja bisa terjadi. Misalnya pada masalah teknis, seperti pemasangan IUD yang kurang tepat, atau faktor nonteknis misalnya sperma yang dihadang terlalu kuat sehingga bisa tembus juga.
Cara Kerja
IUD bekerja dengan memanfaatkan reaksi alami rahim terhadap benda asing. Maksudnya, jika ada benda asing dalam rahim, secara alami rahim akan memroduksi cairan kental. Di mana akan menghambat gerakan sperma menuju sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi.
Waktu Pemasangan
Prinsip pemasangan yaitu menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim. “Pemasangan dilakukan pada menstruasi hari pertama atau kedua. Karena saat itu, mulut rahim dalam keadaan terbuka sehingga rasa nyeri bisa dihindari. Pun menandakan bahwa wanita tersebut dipastikan sedang tidak hamil,” ujar dr Adi.
Bagi wanita yang ingin memasang IUD pascamelahirkan, sebaiknya dilakukan setelah masa nifas. “Rahim butuh pemulihan setelah melahirkan, yang ditandai dengan masa nifas. Nah, biasanya saya memberikan waktu untuk rahim beristirahat, agar kondisinya tidak semakin parah,” papar dr Adi.
Pemasangan IUD dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pada saat pemasangan, sebaiknya jangan terlalu tegang agar tidak nyeri di bagian perut. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu dilanjutkan setiap bulan selama tiga bulan ke depan. Pemeriksaan berikutnya dilakukan setiap enam bulan sekali sampai satu tahun.
Ganti Tepat Waktu
Yang juga harus diingat adalah mengganti IUD jika sudah waktunya. Penggantian IUD kadang suka terlupakan oleh pasien. Karena sudah bertahun-tahun, pengguna lupa mengganti atau melepasnya. Kondisi seperti ini harus segera ditindaklanjuti. Jika terlambat melepas IUD, dikhawatirkan bisa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, seperti inveksi vagina. Untuk kondisi yang lebih parah, kemungkinan terjadi infeksi radang panggul.
Timbul Nyeri dan Perdarahan
Setelah pemasangan, beberapa wanita mungkin akan mengeluh merasa nyeri di bagian perut dan timbul perdarahan sedikit (spoting). Kondisi ini bisa berjalan 3 bulan setelah pemasangan.
Tak perlu khawatir, biasanya keluhan akan hilang dengan sendirinya. Tapi jika setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksakan ke dokter.
Tanda-tanda harus segera ke dokter, jika:
- Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
- Terjadi perdarahan yang lebih banyak dari haid biasanya.
- Terdapat tanda-tanda infeksi, misalnya keputihan, suhu badan meningkat atau menggigil.
- Merasa kesakitan saat melakukan hubungan intim dengan pasangan.
Tetap Bisa Hamil
Jika Bunda memutuskan ingin hamil setelah memakai IUD, segera ke dokter kandungan untuk melepas IUD tersebut. Tak perlu cemas akan masalah gangguan kesuburan karena IUD sangat aman dan tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan kesuburan Bunda.
0 comments